“Masa Orientasi Peserta Didik Baru yang
Bersifat Educatif dan Rekreatif di MTs. Manahijul Huda Ngagel”
Kegiatan orientasi kini menjadi sebuah
ritual yang melembaga pada institusi pendidikan di Indonesia. Jika di tingkat
SLTP/MTs dan SLTA/MA dikenal dengan istilah MOS (Masa Orientasi Siswa) tingkat
perguruan tinggi dikenal dengan istilah OSPEK (Orientasi Studi Pengenalan
Kampus), di tingkat madrasah tsanawiyah khususnya MTs. Manahijul Huda Ngagel kegiatan
orientasi peserta didik baru ini diberi nama Masa Pengenalan Madrasah atau
lebih populer disebut MAPENMA.
Tujuan
dari masa orientasi peserta didik yang sebenarnya sudah diatur dalam
Permendikbud No. 55 Tahun 2014. Pasal 2 pada peraturan tersebut menyatakan
bahwa masa orientasi peserta didik bertujuan untuk mengenalkan program sekolah,
lingkungan sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri peserta
didik, dan kepramukaan sebagai pembinaan awal ke arah terbentuknya kultur
sekolah yang kondusif bagi proses pembelajaran lebih lanjut sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional.
Dilanjutkan dengan pasal 3 ayat 1 yang berbunyi, “Sekolah
dilarang melaksanakan masa orientasi peserta didik yang mengarah kepada
tindakan kekerasan, pelecehan dan/atau tindakan destruktif lainnya yang
merugikan peserta didik baru baik secara fisik maupun psikologis baik di dalam
maupun di luar sekolah.”
Secara mendasar tujuan dari kegiatan
orientasi ini adalah sangat baik, yakni mempersiapkan peserta didik baru untuk
mengetahui lingkungan lembaga pendidikan mereka secara lebih mendalam. Kegiatan
pengenalan madrasah ini bisa dikatakan sebagai interaksi awal antara peserta
didik baru dengan lingkungan sekolah/madrasah.
Dengan berbagai
latar belakang asal madrasah/sekolah yang berbeda, peserta didik akan merasa
asing ketika memasuki sebuah lingkungan pendidikan yang baru serta merasa ada
banyak hal yang berbeda ketika memasuki kawasan yang baru. Nah, tentunya
madrasah kami menyediakan cara baru melaui
MAPENMA untuk mengantarkan peserta didik baru agar lebih mengenal MTs Manahijul
Huda Ngagel secara mendalam.
Mengenal Orientasi Peserta Didik Baru
Yang Lebih Positif
Jika persepsi kita tentang orientasi
peserta didik itu erat kaitannya dengan perpeloncoan dan aksi balas dendam antara
senior yunior, bagi kami itu tidak berlaku lagi di MTs. Manahijul Huda Ngagel.
Kegiatan perpeloncoan dan balas dendam antara senior dan yunior bukan hanya
tidak mendidik, tapi dampaknya sangat mengganggu psikologis siswa dan kegiatan semacam itu
justru jauh dari nilai pendidikan. Boleh jadi, akibat dari praktek Orientasi
Sekolah semacam itu bukannya menjadikan para calon siswa terpahamkan
dan dapat memperoleh well adjustment, namun malah mungkin
justru sebaliknya, keruntuhan harga diri dan kerusakan mental yang mereka
dapatkan! Tentu saja, hal ini merupakan awal yang buruk bagi kelangsungan
belajar siswa ke depannya.
Maka dari pengalaman tersebut, MAPENMA
kami kemas sebisa mungkin dengan hal-hal yang positif. Forum Group Discussion
(FGD), dinamika kelompok, diskusi, permainan-permainan, dan penyampaian materi Masa
Pengenalan Madrasah yang menyenangkan adalah bagian strategi MTs. Manahijul
Huda dalam mengisi orientasi peserta didik baru secara educatif dan rekeatif.
Melalui kegiatan MAPENMA
ini diharapkan calon peserta didik baru memiliki kesan yang mendalam tentang MTs.
Manahijul Huda sehingga muncul rasa kecintaan pada madrasahnya dan akhirnya
peserta didik setelah mengenali madrasah akan merasa nyaman dan kerasan dalam belajar
dilingkungannya. Dari sini akan timbul rasa percaya diri, semangat belajar, dan
rasa tanggungjawab yang tinggi pada diri peserta didik.
Konsep orientasi peserta
didik seperti MAPENMA inilah yang membedakan antara MTs. Manahijul Huda Ngagel
dengan sekolah/madrasah lain. Masa Pengenalan Madrasah sudah sesuai dengan
beberapa prinsip pembelajaran modern yang beberapa tahun terakhir dikembangkan
di Indonesia, seperti pembelajaran menyenangkan, pembelajaran humanistik,
pembelajaran demokratis, dan sejenisnya. Jadi kesimpulannya MAPENMA dijalankan di
MTs. Manahijul Huda Ngagel memiliki ciri khas berikut: pertama, penyelenggara
kegiatan memandang calon peserta didik sebagai sosok manusia utuh dengan
segenap potensi kemanusiaan yang dimilikinya, yang patut dihargai dan dihormati
keberadaannya. Kedua, pembimbingan
dilakukan dalam suasana hubungan kemitraan yang sejajar dan penuh
keakraban, baik antara calon siswa dengan calon siswa, maupun calon siswa
dengan warga sekolah lama, termasuk dengan para guru. Ketiga, Reinforcement
perilaku yang lebih mengedepankan pemberian ganjaran (reward) dan
sedapat mungkin menghindari bentuk hukuman fisik maupun psikis (punishment).
Keempat, metode kegiatan dikemas secara kreatif dalam bentuk
dinamika kelompok yang menyenangkan dan lebih mengedepankan pada aktivitas
para calon peserta didik.
Singkat kata, kegiatan
pengenalan madrasah adalah moment spesial bagi calon peserta didik baru yang
akan menentukan arah kelangsungan mereka dalam mengikuti pembelajaran di MTs.
Manahijul Huda Ngagel. Dengan model ala MAPENMA tersebut kiranya dapat membantu
calon peserta didik untuk memudahkan mengenali lingkungan pendidikannya yang
baru dan akan nyaman dalam mengikuti kegiatan-kegiatan berikutnya di MTs.
Manahijul Huda Ngagel.