Sunday, May 13, 2018

Siapa Dibalik Deklarasi Ciganjur?


Saat sekarang banyak pihak yang menghujat dan meragukan Pak Amien Rais sebagai tokoh reformasi 98.
Saya perlu mengungkap sejarah penting lahirnya Deklarasi Ciganjur.
Pada ba’da maghrib tanggal 9 Nopember 1998, Giat Wahyudi(almarhum), Danar, Hengki(aktifis FKSMJ) mendatangi rumah Gus Wahid di Jalan H. Salim ll-Radio Dalam-Jakarta Selatan. Mereka melaporkan, bahwa terjadi kesalah pahaman antara anak-anak FKSMJ dengan Banser. Mendapat laporan itu, dengan berboncengan motor, saya bersama Gus Wahid meluncur ke Warung Silah, kediaman Gus Dur. Karena takut terjadi masalah yang lebih fatal.
Setiba di Warung Silah, anak-anak FKSMJ sudah bergeser ke Kebagusan rumah Ibu Megawati. Mereka berencana memasang tenda dan menginap sampai ditemui Ibu Megawati untuk diajak ke gedung DPR dan memaksa anggota DPR untuk menyeret dan mengadili Soeharto.
Karena sudah tidak ada Mahasiswa FKSMJ, Gus Wahid masuk ke kamar Gus Dur. Dan saya ngekor dibelakang Gus Wahid.
Sejenak seusai salam, Gus Dur meminta Gus Wahid untuk ketemu Pak Rahmat Witoelar. “Dul, awakmu sak iki kudu ketemu Kang Rahmat Witoelar. Sampaikan; besok ba’da subuh diminta Gus Dur datang ke Ciganjur. Ajak Pak Ali Sadikin dan Pak Kemal Idris,” ucap Gus Dur kala itu.
Kita tidak paham alasan Gus Dur mengajak tokoh-tokon Barisan Nasional untuk datang ke Ciganjur?.
Mengapa bukan Pak Amien Rais, Sri Sultan Hamengkubuwono dan Ibu Megawati yang diminta datang?.
******

Sekitar pukul 6.00 WIB, Pak Rahmat, Pak Ali Sadikin dan Pak Kemal Idris sudah masuk ke kamar Gus Dur. Karena sempit, hanya Pak Rahmat, Pak Ali dan Pak Kemal yang boleh masuk. Kita semua nunggu diluar.
Setelah hampir 1 jam lebih berdialog, para tokoh reformasi itu keluar dari kamar Gus Dur.
Dengan wajah yang selalu tersenyum Pak Rahmat menyapa saya, “ Mas, ikut saya sama Aria ke Kebagusan. Ke rumah Ibu Megawati.”
Dan kita bertiga menuju Kebagusan, sesampai di Kebagusan. Kami disambut oleh kawan-kawan FKSMJ yang wajahnya dipenuhi rasa cemas dan amarah.
Sambil mengacungkan buku resep masakan, mereka berteriak. “ Pak Rahmat, sampaikan salam kami ke Ibu Megawati. Tidak usah jadi pemimpin revolusi Indonesia, tetap saja di dapur. Kami sudah bawakan buku resep masakan buat Bu Mega.”
Pak Rahmat yang mendengar ucapan anak-anak FKMJ senyum-senyum saja sambil melambaikan tangan.
Setiba diruang tamu, kami disambut sama Pak Taufiq Kemas. Ibu Megawati tidak ada ditempat.
Setelah itu Pak Rahmat menyampaikan hasil diskusinya dengan Gus Dur, Pak Ali dan Pak Kemal.
Sejurus kemudian, Pak Rahmat meminta kertas dan bolpoint, agar pembicaraannya ditulis.
“Ini, Mas Syamsul yang tulis ya...!.”
Kertas dari Pak TK almarhum langsung saya pegang dan menulis pembicaraan itu. Dan itulah inti pokok dari Pernyataan Para Tokoh Deklarator Ciganjur.
Pak TK menjanjikan akan menghadirkan Ibu Megawati kerumah Gus Dur setelah shalat dhuhur.
*******

Dan sesuai waktu yang dijanjikan, para tokoh reformasi datang berkumpul di rumah Gus Dur. Saya mengawal Dandy, Kasino dan Sarbini untuk mengetik Deklarasi Ciganjur.
“Mas Syamsul, apa yang ada dalam tulisan itu tidak boleh ada yang dirubah. Sesuai apa yang sudah dibacakan ke saya. Sampeyan sobek kalau dirubah,” demikian kata Gus Dur kala itu.
“Inggih, Pak Dur....siaaap, insya Allah aman,” kata saya.
Dimana posisi Pak Amin Rais, Sri Sultan dan Ibu Megawati?.
Mereka duduk berkumpul di sofa coklat sambil menunggu tuntasnya penulisan naskah yang digawangi oleh Dandy(Perbanas), Kasino(ITB), dan Sarbini(Untag).
Setelah naskah selesai, kembali Sarbini membacakan ulang dihadapan Gus Dur.
Setelah selesai, naskah itu saya hadirkan satu persatu untuk dibaca para tokoh reformasi.
Pak Amin manggut-manggut saja kala itu. Tidak ada satu kata pun yang dikoreksi dan atau diusulkan.
Sri Sultan Hamengkubuwuno juga demikian.
Ibu megawati, dengan senyumnya yang khas. “Saya ikut apa kata Mas Dur saja.”
Maka setelah setuju semua, sofa yang tadinya diduduki para tokoh Deklarator Ciganjur, diusung keluar dan dijejer di teras rumah Gus Dur. Semua rame-rame berebut berdiri dibelakang para tokoh deklarator. Bahkan kawan-kawan yang sejak berbulan-bulan tidak pernah lelah berdemo dalam rangkah menumbangkan Soeharto, terdesak kesamping. Bahkan nyaris tidak dapat ruang foto dan mendengarkan para tokoh membacakan Deklarasi Ciganjur(lihat foto).
Termasuk saya, posisi saya hanya kebagian di belakanh Mas Fajrul Falakh(almarhum).
Itulah sekilas cerita lahirnya Deklarasi Ciganjur.
Terus dimana posisi Pak Amin yang mendeklarasikan dirinya sebagai Bapak Reformasi?
Cerita ini asli dari pelaku yang terlibat dalam melahirkan dokumen Deklarasi Ciganjur.
Dokumen tulis tangan yang saya pegang ini 100% asli yang belum sempat saya serahkan kepada negara, untuk disimpan sebagai dokumen sejarah. (oleh Masyamsul Huda)
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments