#Kisah Teladan Gus Dur#
Inilah
alasan mengapa Gus Dur sering ke gereja dan dekat dengan non-muslim, oleh KH.
Marzuki Mustamar.
Tadi malam saat
memberikan mau'idloh dlm acara Haul Mbah Ibrohim Asmoroqondi, KH. Marzuki
Mustamar berkisah banyak tentang Gus Dur yang tentu layak kita jadikan
inspirasi :
*Kisah Pertama*
Di suatu saat Kyai
Mahfud (sahabat dekat Gus Dur) menyampaikan sebuah fakta kepada KH. Marzuki
Mustamar tentang alasan Gus Dur dekat dengan para pastur, seperti Romo Mangun.
Gus Dur menyampaikan
bahwa "Tujuanku dekat dengan "Si Romo" adalah agar dia
menghentikan misi kristenisasinya".
Diketahui bahwa Si
Romo ini memang seorang misionaris, yakni biasanya mendatangi desa-desa
terpencil dan membagikan sembako disertai nasehat atau ceramah tentang
kekristenan. Maka, setelah Gus Dur dekat dengannya tentu sering diajak ke
tempat-tempat tersebut dan tentu juga tak mungkin Si Romo melancarkan misinya
karena malu kepada Gus Dur.
*Kisah Kedua*
Gus Dur pernah ditanya
oleh Kyai Marzuki sendiri mengapa sering ke gereja, maka jawab beliau :
"Apa tidak boleh aku ikut merawat umat yang tercecer ?", Apa kamu
kira di gereja tidak ada umat islam yang bekerja di sana ?, Apa salah bila di
Gereja aku menyampaikan kebenaran tentang islam, agar mereka mengetahui tentang
islam yang sebenarnya, sehingga yang muslim tetap islam dan yang kristen bisa
masuk islam ?".
Biasanya Gus Dur juga
bertanya dan menasehati para muslim yang bekerja di gereja ; "Kamu masih
islam kan ?, kuatkan ke islaman-mu !".
*Kisah Ketiga*
Pernah diketahui bahwa
Gus Dur "terlihat kontras" dengan Mbah Yai Maimun Zubair, Sarang.
Namun nyatanya saat Gus Dur wafat yang termasuk jadi imam sholat jenazah adalah
beliau. Dan saat peringatan 1000 hari wafatnya Gus Dur, Mbah Yai Maimun Zubair
memimpin kegiatan tahlilan dan punya kesempatan menyampaikan fakta yang sungguh
mengharukan.
Bahwa ternyata semua
adalah rekayasa Gus Dur sendiri agar beliau tidak dibicarakan kebaikannya saat
masih hidup, yakni saat Mbah Yai Maimun "mau mantu", Gus Dur
bermaksud menawarkan bantuan beberapa puluh juta rupiah kepada MbahYai Maimun
dengan catatan ini dirahasiakan dan hanya beliau berdua yang mengetahui, bahkan
Gus Dur malah merekayasa agar seakan-akan "ada permusuhan" di antara
keduanya.
Maka selanjutnya
terjadilah, banyak orang mencibir Gus Dur dan menyebutnya santri yang sudah
tidak perhatian dan taat kepada Kyai.
*Kisah Keempat*
Di sini ada dua kisah
yang dialami sendiri oleh KH. Marzuki Mustamar :
Kisah pertama :
setelah peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur, tiba-tiba ada tamu yang datang ke
"ndalem" KH. Marzuki Mustamar dan memberikan sebuah piagam juga
beberapa ratus sarung pemberian Gus Dur. Kyai Marzuki Mustamar bertanya :
"Kok tidak diberikan saat beliau masih hidup ?", si tamu menjawab:
"Karena ini adalah wasiat Gus Dur".
Kenapa piagam dan
sarung ?. Diketahui bahwa KH. Marzuki Mustamar telah berhasil menguasai gereja
di Malang dengan mengislamkan banyak orang di sana, sehingga gerejanya jadi
kosong. Lalu KH. Marzuki Mustamar membeli gereja itu dan menjadikannya
madrasah.
Rupanya Gus Dur
mendengar hal tersebut dan berinisiatif memberikan "penghargaan" dan
sejumlah sarung sebagai bentuk dukungan bagi para mu'allaf. Namun hal ini tidak
beliau berikan semasa masih hidup karena tidak ingin kebaikannya dibicarakan
banyak orang.
Kisah kedua, yaitu
setelah 100 hari peringatan wafatnya Gus Dur, ada tamu lagi yang datang ke
"ndalem" KH. Marzuki Mustamar dan menyerahkan tiga koper tas yang
setelah dibuka berisi uang Rp 3.000.000.000 (3 miliar). Tamu tersebut
menyampaikan pesan bahwa uang tersebut adalah pemberian Gus Dur dan agar
dibagikan ke para yatim piatu se-Kabupaten Malang.
Lagi-lagi Gus Dur
tidak mau kebaikannya dibicarakan selama masih hidup, maka beliau berwasiat
demikian.
*Kisah Kelima*
Setelah terjadinya
"Bom Bali", Gus Dur sangat sedih dan bingung, yakni memikirkan
kondisi "keamanan" kaum muslimin di sana, maka atas kecerdasan Ilahy
nya Gus Dur mengangkat ketua Hindu Bali sebagai ketua dewan Syuro PKB yang
tentu ini ditentang banyak orang termasuk dari kalangan NU, namun beliau tetap
pada pendiriannya.
Faktanya, respon
masyarakat Hindu kepada Islam tetap baik-baik saja, terutama kepada NU.
Kemudian saat KH. Marzuki Mustamar datang ke Bali untuk berceramah, beliau
cukup menunjukkan KARTANU (Kartu Anggota NU) kepada aparat kepolisian yang
berjaga-jaga dan beliau pun aman dalam berdakwah.
Fakta kedua,
dikabarkan bahwa ketua Hindu tersebut akhirnya masuk Islam dan jadi muslim yang
taat sampai saat ini.
*Kisah Keenam*
Sepeninggal Gus Dur,
banyak sekali diketemukan bangunan Masjid dan tanah wakaf yang berasal dari
pemberian beliau, hingga luar pulau bahkan sampai negara Belanda, maka sebab
hal-hal inilah beliau dekat dengan tokoh-tokoh non-muslim hanya demi
melancarkan strategi dakwahnya, termasuk meloloskan izin pendirian sebuah
Masjid di Belanda yang saat ini ketua ta'mirnya adalah putra ketua Korcab
Banser se-Kabupaten Malang.
-----------------------------
Inti Mauidloh Hasanah
KH. Marzuki Mustamar :
LEBIH BAIK DIANGGAP
BURUK NAMUN KENYATAANNYA BAIK, DARI PADA DIANGGAP BAIK TAPI KENYATAANNYA BURUK.
Ya Allah, ridloilah
Gus Dur, tempatkanlah beliau di tempat terbaik di sisi-Mu, dan jadikanlah kami
para pengikutnya senantiasa menetapi islam, iman dan ihsan sesuai haluan
Ahlussunah wal Jama'ah, aamiin...
Sumber dari facebook :
Dlm
acara haul Mbah Ibrohim Asmoroqondi, Palang - Tuban.