Apa itu
mendidik?
Sering kali kita sebagai manusia belum bisa memahami arti mendidik “transfer of value”. Guru, orang tua,
masyarakat masih sering memaknai arti mendidik sama dengan mengajar. Beberapa
orang mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal,
terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Orang tua sering mengajarkan
hal-hal baik kepada anaknya akan tetapi mereka lupa bahwa suatu kebaikan tidak
cukup diajarkan saja tetapi perlu dilatih agar benar-benar tertanam pada diri
anak untuk jangka panjang. Guru juga sering lupa bahwa ia masih sering hanya
mengajarkan teori kebaikan dan belum melatih untuk berbuat kebaikan.
Mendidik (to educate, to bring up) adalah memberikan sesuatu yang bersifat
abstrak, namun hasilnya nyata. Contoh: pendidikan budi pekerti, moral, etika,
sopan santun, tatakrama, tanggung-jawab. Apabila dicermati mendidik adalah
perbuatan bagaimana menjadi contoh yang baik bukan memberi contoh yang baik.
Mendidik lebih bersifat kegiatan
jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam
waktu dekat atau secara instan.
Pendidikan merupakan kegiatan
melatih baik dari sisi olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi
dengan perkembangan tingkat penalaran objek pendidikan itu sendiri.
Mendidik
adalah membiasakan
Terkadang kita tidak menyadari bahwa
sesuatu yang baik itu perlu dipaksakan agar menjadi suatu kebiasaan. Awalnya
memang terpaksa, kemudian mereka bisa, dan akhirnya terbiasa.
Pendidikan seharusnya tidak cukup hanya dilakukan dalam sebuah lembaga
pendidikan saja akan tetapi dalam keseharian manusia hidup dimana ia berada
sangat memerlukan pendidikan karena mereka butuh untuk membiasakan diri.
Kebutuhan manusia akan pendidikan tidak memandang usia, anak-anak, remaja,
ataupun orang tua semuanya masih butuh pendidikan. Dikarenakan bentuk
pendidikan adalah memberikan pengalaman dan pemahaman tentang hal-hal yang baik
maka sering kali orang tidak mau menyadari bahwa dirinya masih butuh
pendidikan. Sebagai contoh anak kecil perlu melihat contoh-contoh perilaku baik
dari orang dewasa, orang dewasa perlu mendidik dirinya sendiri untuk
berperilaku baik.
Mendidik itu ibarat bermain
layang-layang. Tarik ulur dalam menghadapi siswa. Ada kalanya kita ulur
benangnya agar terbang lebih tinggi ada kalanya pula kita tarik seraya mengerem
laju terbang layang-layang. Begitu pula dalam mendidik. Guru maupun orang tua harus
memiliki jutaan strategi yang jitu beserta ‘mantra’ untuk anak-anak yang mereka
hadapi.
Apa itu
mengajar ?
Mengajar (to teach, to learn) adalah
memberikan instruksi, membuat seseorang tahu dan mampu untuk mengerjakan
sesuatu. Mengajar juga merupakan proses “transfer of knowledge” dimana mengajar merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk membuat orang lain memiliki
wawasan, pengetahuan baru. Mengajar merupakan kegiatan teknis ,yang
hasilnya dapat diukur dengan cara tertentu (misal. Jumlah doa yg dihafal, mampu
menulis huruf Arab pegon dengan baik, bisa membaca al Qur’an dengan fasih dan
tartil). Proses dan hasil mengajar adalah nyata. Contoh: mengajar berenang,
mengajar bahasa Inggris, mengajar mengemudikan pesawat, dll. Apa bila kita melihat
anak bisa melakukan apa yang kita ajarkan berarti kita sudah berhasil mengajar.
Mengajar adalah suatu seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik,
melainkan juga intuisi. Mengajar adalah proses membantu seseorang untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Mengajar
bukanlah mentransfer pengetahuan dari orang yang sudah tahu (guru/dosen) kepada
yang belum tahu (murid), melainkan membantu seseorang agar dapat mengkonstruksi
sendiri pengetahuannya lewat kegiatannya terhadap fenomena dan obyek yang ingin
diketahui.
Mengajar yang diikuti oleh kegiatan
belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat
meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan
perubahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolute dan
nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak
didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap
mental/kepribadian bagi anak didik, sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua
manusia pada semua usia. Mendidik dapat dilakukan dengan cara mengajar. Tetapi
mengajar di dalam kelas, sebagai misal, tidak selalu dapat dilihat sebagai
proses untuk mendidik atau menghasilkan pendidikan. Contoh seorang guru
matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak
penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru
sebatas mengajar belum mendidik.
Jadi sebagai
guru sudahkah anda mendidik? atau hanya sekedar mengajar ? (Eko S)