A. Latar Belakang Masalah
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa
Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik.[1]
Satu-satunya makhluk yang diciptakan dengan segala kelebihan dibanding dengan
makhluk lain, secara fisik maupun spirit, jasmani maupun rohani. Dari segi
lahiriyah, ia mempunyai postur tubuh yang tegak dan anggota badan yang
berfungsi ganda. Dari segi rohani ia mempunyai akal untuk berfikir sekaligus
nafsu untuk merasa. Akal mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
sedangkan nafsu untuk merasakan keindahan, keenakan, serta merasakan yang lain.[2]
Sejak kecil manusia mempunyai akal
kemampuan untuk berfikir dalam mengembangkan daya serap pemikirannya yang lebih
tararah untuk menciptakan tujuan yang diinginkan, sehingga dengan pencapaian
pikiran tersebut dapat dikembangkan untuk mampu berfikir sesuai dengan yang
diharapkan agar segala keinginan yang disalurkan melalui inspirasi tersebut
merupakan bahan keterampilan/keahlian seseorang yang punya kekuatan untuk mampu
membina rongga otak dalam pemikiran yang telah ditentukan.
Manusia punya suatu bakat atau
keahlian tersendiri dalam mengatasi kemampuan untuk berpfikir, untuk
menciptakan ide-ide dan keahlian tertentu dalam berkarya dan lain-lain.
Belajar pada hakikatnya merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa
belajar akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam mempertahankan kehidupannya manusia harus
mempunyai bekal yang diperoleh melalui berbagai proses belajar untuk menemukan
jati diri, mengetahui, mempelajari dan belajar untuk hidup bermasyarakat.[3]
Dalam konteks diatas belajar
merupakan peningkatan dan perubahan kemampuan kognitif, apektif, dan
psikomotorik kearah yang lebih baik lagi. Keberhasilan belajar siswa merupakan
akibat dari tindakan dari sebuah pembelajaran yang tidak lepas dari peran aktif
guru dan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran.[4]
Dengan belajar, siswa dapat berubah
menjadi lebih baik. Perubahan-perubahan yang terjadi dari hasil belajar harus
mengacu kepada kesadaran, niat, tujuan belajar, berlangsung secara terus
menerus dan menimbulkan perubahan positif dalam moralitas, mental, pengetahuan,
dan keterampilan siswa (Jauhari, 2000:78). Hal itu akan terwujud bila didukung
oleh empat hal, yaitu :
a.
Memiliki kemauan dan kesiapan
untuk belajar. Hal ini berkaitan dengan niat dan motivasi siswa.
b.
Adanya keinginan untuk
berprstasi. Hal ini berkaitan dengan semangat dan etos belajar siswa.
c.
Memiliki kemampuan dan tradisi
intelektual positif yang berkaitan dengan kecerdasan, sikap, dan perilaku dalam
belajar.
d.
Berusaha menciptakan suasana
belajar yang kondusif, yang berhubungan dengan kondisi fisik dan psikis.
Dalam kaitannya dengan
hal ini, guru dituntut untuk lebih giat dalam membimbing siswa agar bergairah
dalam menerima pelajaran akidah akhlak. Guru sebagai orang yang memegang
kendali atas aktivitas siswa baik di sekolah secara langsung maupun di luar
sekolah secara tidak langsung, harus benar-benar mampu menjadi mediator dalam
transfer ilmu pengetahuan.[5]
Guru adalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh
karena itu guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang harus
berperan serta aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Dalam kaitannya dengan
profesionalisme guru, seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dalam bidang
yang diajarkan sehingga memungkinkan dia
untuk mentransfer ilmu kepada peserta didiknya. Kemampuan teknis keguruan,
dalam hal ini memiliki kemampuan teknis mengajar yang meliputi persiapan
mengajar, proses pembelajaran, sampai kepada evaluasi.[6]
Peningkatan prestasi
belajar dapat ditumbuhkan pada diri siswa. Pendidikan merupakan wahana yang
efektif menanamkan nilai-nilai pada diri anak. Melalui pendidikan dapat
dilakukan proses transfer of knowledge
dan transfer of value.
Proses pendidikan yang
ideal dan efektif ialah memposisikan peserta didik sebagai subjek sekaligus
objek pembelajaran yang mana peserta didik diberi kesempatan untuk mengekspresikan
dan melibatkan diri secara langsung dalam proses belajar mengajar.[7]
Untuk pencapaian
tujuan diatas, maka proses pendidikan yang berlangsung harus memperhatikan
aspek metode pendidikan. Metode pendidikan merupakan faktor yang sangat penting
dalam penanaman sikap
kreatif pada diri anak. Di antara metode pendidikan yang dapat menumbuhkan
kreatifitas siswa adalah metode jigsaw.
Metode jigsaw merupakan metode pembelajaran
yang menerapkan sistem belajar kelompok dengan saling menukar delegasi antar
kelompok.[8] Tujuan
dari penerapan metode jigsaw ini
adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan
bertanggungjawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi
pokok kepada teman sekelasnya. Dengan metode ini siswa akan terbiasa berdiskusi
dan bertanggung jawab secara individu sehingga nalar kritisnya akan mudah
terbentuk. Dengan nalar kritis tersebut siswa senantiasa berpikir untuk
menemukan ide-ide baru.
Bertitik tolak dari
pemikiran tersebut penulis tertarik untuk mengkaji sebuah judul skripsi “Upaya
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun
Pelajaran 2014/2015”
B.
Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa alasan yang menjadikan peneliti atau penulis memilih judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo
Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.” Alasan tersebut antara lain :
1.
Keberhasilan pembelajaran tidak lepas
dari peran serta guru dalam memilih
strategi pembelajaran. Pemilihan strategi belajar mengajar harus tepat dan menarik perhatian bagi
siswa. Oleh karena itu orang guru harus memperhatikan cara mengajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu
dan karakteristik siswa.
2.
Agar
pembelajaran berjalan efektif dan efisien serta mampu mencapai tujuan kurikuler
yang diharapkan oleh guru.
3.
Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas
merupakan titik tolak keberhasilan guru dalam menyampaikan isi pelajaran atau
disebut mengajar. Seberapa efektif pemilihan strategi belajar mengajar active
learning yang berbentuk Jigsaw di MTs Tarbiyatul Banin Banat
Alasdowo Dukuhseti Pati menjadi alasan peneliti untuk memperdalam penelitian tindakan
kelas ini.
C.
Telaah Pustaka
Sejauh pengamatan penulis, ada
beberapa karya yang bisa dijadikan sebagai referensi untuk kajian pustaka.
Diantara karya-karya tersebut adalah :
Skripsi karya Yulia
Nujumun Niswah (2010) yang berjudul “Studi Eksperimen Strategi Pembelajaran Active Learning yang
Berbentuk Card Sort
Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar
Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Di Sd 5 Gondangmanis Bae Kudus
Tahun Pelajaran 2009/2010”[9].
Dari penelitian tersebut
diperoleh hasil sebagai berikut: pertama, keaktifan belajar siswa
kelas IV pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum digunakan strategi
pembelajaran active learning card sort di SD V Gondangmanis Kudus tergolong cukup (33,33 %), karena nilai mean atau rata-rata dari variabel
tersebut adalah sebesar 40,8095 termasuk dalam interval 37 – 41. Kedua, keaktifan belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam sesudah digunakan strategi pembelajaran active
learning card sort di SD V Gondangmanis Kudus tergolong baik (42,86 %), karena nilai mean atau rata-rata dari variabel tersebut adalah sebesar 47,4286 termasuk dalam interval 43 - 49. Ketiga, Terdapat perbedaan yang
signifikan antara keaktifan belajar siswa sebelum dan sesudah digunakan strategi
pembelajaran active learning card sort pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV di SD V Gondangmanis Kudus tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini terbukti
dari nilai t-hitung yang diperoleh dari hasil observasi
yaitu sebesar -5,768 lebih besar dari nilai t-tabel ± 2,021 (-5,768 > ±
2,021).
Skripsi karya
Fachruddin (2011) yang berjudul “Penerapan Metode Card Sort Untuk
Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Pokok Bahasan Nun Sukun atauTanwin Bertemu
Huruf Hijaiyah Kelas IV SD”[10] hasil yang diperoleh dari
penelitian tersebut adalah Hasil peningkatan prestasi
belajar siswa kelas IV SDN 1 Kebonadem mata pada pelajaran PAI mengunakan
metode card sort pada pokok bahsan nun sukun atau tanwin bertemu huruf
hijaiyah, telah mencapai peningkatan pembelajaran melalui tahapan prasiklus,
siklus I,dan siklus II, dengan perbandingan prosentase hasil peningkatan
pembelajaran siswa dari tiap siklus sebagai berikut : tahapan prasiklus sebesar
19,50%, siklus I sebesar 66,66%, dan siklus II sebesar 100%. Dengan demikian
penggunaan metode card sort dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dari pra siklus ke siklus I sebesar 47,16% dan dari siklus I ke siklus II
sebesar 33,34%. Hal ini sesuai dengan perencanaan yang diahrapkan dalam rumusan
masalah.
Kedua skripsi di
atas penulis simpulkan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran yang sesuai dengan
keadaan siswa dapat meningkatkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi
ajar. Kesamaan dari skripsi di atas adalah efektivitas penggunaan metode
pembelajaran yang dipakai oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
pada siswa jenjang dasar. Sedangkan perbedaannya dengan skripsi ini adalah
penerapan metode Jigsaw yang pada anak usia sekolah
lanjutan pertama.
D.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah bagian pokok
dalam suatu kegiatan penelitian. Dari Pemahaman Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas
VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana keaktifan dan hasil belajar siswa di
Kelas VIIB
MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.
Bagaimana Penerapan Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
di Kelas VIIB
MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?
3.
Adakah
peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah menerapkan Metode Jigsaw Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?
E.
Rencana Pemecahan Masalah
Dari
identifikasi masalah yang telah peneliti uraikan di atas, terdapat rencana pemecahan masalah sebagai berikut:
“Mengadakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yaitu dengan cara memilih variasi metode pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw pada bidang studi Akidah
Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti
Pati Tahun Pelajaran 2014/2015."
F.
Penegasan
Istilah
1.
Upaya
Usaha, ikhtiar (untuk mencapai
suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya).[11]
2.
Peningkatan
Proses, cara, perbuatan
meningkatkan ( usaha, kegiatan,
kenaikan, menambah dan sebagainya).[12]
3.Prestasi Belajar
Prestasi belajar
yaitu penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.[13]
Prestasi belajar yang penulis maksud di sini adalah nilai hasil belajar bidang
studi akidah akhlak.
4.
Akidah Akhlak
Merupakan sub mata
pelajaran PAI di Madrasah yang secara integrative menjadi sumber nilai dan
landasan moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan
kajian keislaman, termasuk yang terkait dengan teknologi, seni, dan budaya.[14]
5.
Metode Jigsaw
Metode jigsaw adalah metode pembelajaran yang
menerapkan sistem belajar kelompok dengan saling menukar delegasi antar
kelompok.[15]
G.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan penelitian yang
ingin dicapai dalam skripsi yang penulis susun, diantaranya sebagai berikut :
1)
Untuk
mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin
Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.
2)
Untuk
mengetahui Penerapan Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin
Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.
3)
Untuk
mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah menerapkan Metode Jigsaw Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?
b. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah:
1)
Sebagai bahan pertimbangan bagi
guru akidah akhlak dalam melakukan pendekatan dan penyampaian pengajaran serta
peningkatan hubungan antar siswa, teman sejawat dan masyarakat.
2).
Sebagai dasar untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan dasar pijakan dalam penelitian lebih lanjut
serta sebagai pembanding dari penelitian yang sudah ada.

3).
Bagi peneliti, penelitian ini
dapat menambah wawasan cara berpikir dan menambah pengetahuan.
H.
Hipotesis
Tindakan
Suatu penelitian sudah barang tentu mempunyai
masalah yang menarik yang diteliti, guna memberikan jawaban sementara adanya
permasalahan tersebut diperlukan adanya hipotesa atau dugaan sementara, seperti
yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam bukunya, mengatakan bahwa hipotesa
adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah.[16]
Melihat permasalahan yang timbul dan
mengacu pada tema, maka penulis rumuskan hipotesa sebagai berikut “Ada Peningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
melalui metode jigsaw pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo
Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.” Dengan
pengertian apabila terjadi perubahan
dalam pola kegiatan belajar mengajar dan hasil ketuntasan yang dicapai berarti ada perbedaan keaktifan siswa kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat sebelum dan sesudah dilaksanakan metode Jigsaw di MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Tahun
Pelajaran 2014/2015.
I.
Metode Penelitian
Yang dimaksud metode adalah cara yang
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.[17] Sedangkan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.[18] Jadi metodoliogi penelitian adalah suatu cara yang ditempuh oleh
peneliti untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu
pengetahuan. Agar memperoleh hasil yang optimal dan memuaskan, maka peneliti
mengambil langkah sebagai berikut :
1.
Jenis Pendekatan Penelitian
Di sisi lain, karena peneitian ini
bersifat studi research atas dinamika
pembelajaran untuk semua data yang diolah seluruhnya berdasarkan atas data yang
diperoleh dari proses penelitian di tempat tersebut yang didasarkan atas teori
yang ada.
Sebagai upaya untuk mempertegas
tujuan penelitian maka perlu dijelaskan seperti apa jenis penelitian yang
dipilih sehingga dapat digunakan metode-metode pendukung lainnya agar sesuai
dengan konteks penelitian yang ingin dilakukan. Dalam penelitian skripsi ini
jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan, tepatnya Classroom Action Research (CAR) atau
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan ragam penelitian pembelajaran
yang berkonteks kelas dan dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru serta memperbaiki mutu dan
hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu
dan hasil pembelajaran.[19] Hal ini
dilakukan karena konteks objek dan subjek dalam penelitian ini adaah sebuah
komunitas dan atau kelompok masyarakat pada tempat dan situasi tertentu
sehingga membutuhkan penelitian lapangan sebagai salah satu cara untuk
pengumpulan data.
Pendekatan penelitiannya adalah
diskriptif kualitatif yakni pendekatan dengan memberikan gambaran sementara
berdasarkan data awal yang dimiliki untuk menentukan dan mengemvbangkan
langkah-langkah analisa lanjutan.
2.
Lokasi
Penelitian
Dalam penelitian ini
peneliti mengambil lokasi di kelas
VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati.
3.
Langkah-langkah
Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang
terdiri dari empat tahap, yakni : Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting),
Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting) dengan penetapan fokus
penelitan diarahkan terhadap:
a. Merasakan adanya masalah
b. Analisis Masalah
c. Perumusan Masalah
Kemudian
dilanjutkan langkah-langkah sustainable dari empat tahap dimaksud yakni
Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting) Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting),
untuk lebih jelasnya berikut skema daur pelaksanaan PTK :



Pelaksanaan PTK
dimulai siklus pertama, apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan
dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti,
apabila PTKnya tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan untuk
siklus kedua.[20]
4.
Faktor
yang Diteliti
1. Faktor Siswa
a. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa masih tergolong
rendah. Dalam proses kegiatan belajar mengajar banyak yang tidak memperhatikan
guru. Dengan kata lain belum ada perhatian yang berarti dalam mengikuti belajar
mengajar. Belum berhasilnya
ketuntasan pembelajaran Akidah Akhlak, karena selama pembelajaran berlangsung
siswa sangat kurang berminat dan malas memperhatikan.
b. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa kelas VII B dalam
mengikuti mata pelajaran Akidah Akhlak belum maksimal. Dari data yang diperoleh
peneliti berdasarkan hasil evaluasi pokok bahasan II ada 45% siswa yang belum
tuntas. Selebihnya diadakan remidi/perbaikan dan pengayaan.
2. Faktor Guru
a. Aktivitas Guru
Aktivitas guru sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya mempersiapkan diri. Ini terbukti ada
beberapa guru yang tidak membuat rencana pembelajaran secara tertulis.
b. Metode yang digunakan oleh guru
Selama pembelajaran
di kelas, guru hanya menggunakan metode yang membuat siswa menjadi pasif,
seperti ceramah dan tekadang diskusi terpimpin.
5.
Rencana
Tindakan
a) Pra Siklus
Pra siklus adalah
kegiatan awal sebelum pelaksanaan siklus I dimulai, dalam kegiatan ini peneliti
melakukan observasi terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang ada di Kelas
VII B MTs Tarbiyatul Banin Banat
Alasdowo Dukuhseti Pati. Temuan dari pra siklus ini nantinya yang akan
dijadikan acuan dalam perbaikan persiklus.
b)
Siklus
I
Dari penemuan pra siklus maka peneliti kemudian
menentukan langkah Penelitian Tindakan Kelas, melalui :
1)
Perencanaan
-
Meninjau kembali Rencana Perencanaan Pembelajaran
(RPP) yang
telah disiapkan sebelumnya.
-
Menyusun Rencana Pembelajaran
ynag telah disesuaikan dengan hasil penemuan awal pra siklus, berupa pilihan metode Jigsaw.
2)
Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran
sesuai RPP yang dibuat dan metode yang telah ditentukan. Dengan langkah sebagai
berikut:
-
Guru memberi gambaran variasi metodik mengenai pembelajaran
-
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran lengkap dengan langkah-langkah
evaluasinya
-
Guru memberikan materi serta contoh-contoh dan mengajak siswa
melakukan umpan balik atas materi yang telah disampaikan.
-
Guru peneliti memberi kebebasan siswa untuk menyelesaikan tugas yang
telah diberikan
-
Guru melakukan evaluasi
3)
Observasi
Dari proses pembelajaran guru kemudian
melakukan pengamatan situasi kelas atas kemampuan siswa untuk mengukur
kapasitas dan tingkat prosentasi kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
penerapan metode
Jigsaw yang dilaksanakan oleh guru.
4)
Refleksi
Guru melakukan korelasi atas perkembangan pembelajaran antara pembelajaran yang
dilaksanakan agar bisa dicari kelemahan dan kekurangannya sehingga mampu
dirumuskan langkah strategis sebagai sebuah solusi atas proses pembelajaran
yang dilaksanakan.
Dalam refleksi ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a)
Memeriksa catatan observasi
b)
Merevisi tugas yang masih dianggap
sulit oleh siswa
c)
Memberikan penugasan kepada
siswa untuk siklus II.
c)
Siklus
II
Pada siklus
dua adalah merupakan tahapan kedua dalam siklus penelitian tindakan kelas (PTK) adapun langkah-langkah
tahapan pada siklus dua adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan
-
Mengidentifikasi masalah yang
timbul pada siklus I
-
Menetapkan alternatif pemecahan
masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan skenario
pembelajaran..
2.
Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran
sesuai RPP yang dibuat dan metode yang telah ditentukan. Dengan langkah sebagai
berikut:
-
Guru peneliti bersama guru
mitra melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dan pengembangan metode
sebagaimana hasil evaluasi pada siklus satu.
-
Guru peneliti menyampaikan
gagasan metode dan membuka proses pembelajaran dengan materi untuk memancing kreatifitas
siswa.
-
Guru peneliti mengarahkan siswa
untuk lebih jauh mengekplorasi pembahasan.
-
Guru peneliti melakukan
evaluasi
3.
Observasi
-
Berdasar atas hasil siklus I guru peneliti mengamati
perkembagan dan sejauh mana implementasi metode yang diterapkan, sehingga diketahui
perkembangan hasil pembelajaran.
-
Guru
peneliti memberikan penilaian atas perkembangan siswa baik itu secara kelompok
maupun individual ditinjau dari indikasi peran dan pola penyampaian ide kreatif
mengenai materi yang diajarkan.
-
Guru
mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran sekaligus mengidentifikasi
persoalan-persoalan yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran.
4.
Refleksi
Guru melakukan korelasi atas perkembangan pembelajaran antara
pembelajaran yang dilaksanakan agar bisa dicari kelemahan dan kekurangannya
sehingga mampu dirumuskan langkah strategis sebagai sebuah solusi atas proses
pembelajaran yang dilaksanakan.
Dalam refleksi ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a.
Memeriksa catatan observasi
b.
Merevisi tugas yang masih
dianggap sulit oleh siswa
c.
Memberikan penugasan kepada
siswa untuk siklus selanjutnya, apabila pada siklus II ini belum tercapai.
6.
Metode
Pengumpulan Data
Mengingat
penyusunan skripsi ini adalah jenis penelitian lapangan yaitu penelitian yang
obyek penelitiannya didasarkan atas obyek tertentu, serta merupakan jenis
penelitian tindakan kelas (PTK) maka teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi
adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena – fenomena yang
diselidiki.[21]
Karena
penelitian yang penyusun lakukan termasuk penelitian kualitatif yang memiliki
sifat realitas ganda, holistik, dinamis dengan hasil konstruksi dan pemahaman
yang maksimal, maka observasi yang penyusun lakukan dalam penelitian ini adalah
Observasi Partisipatif di mana penyusun mencoba masuk di dalam
dinamika objek dan subjek penelitian serta mengikuti pola kinerja keseharian
objek kajian. Agar terjadi keseimbangan asumsi maka penyusun menggunakan observasi moderat dengan karakter observasi
yang dilakukan diharapkan ditemukan data yang valid, kapabel, sesuai dengan
fakta dan aktual, sehingga penyusun akan dengan mudah melakukan kajian awal
dalam proses penelitian yang dilakukan. 23
Metode
observasi digunakan untuk menggali data dan atau catatan lapangan serta review tentang metode Jigsaw
di MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati yang dilakukan guru dalam kontek Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
b. Interview
Interview
adalah pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan
sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.[22] Dalam Perjalanannya,
penyusun menggunakan jenis Wawancara semi
stuktur untuk proses ini, karena disamping jenis wawancara ini sudah
tergolong dalam in-depth interview
dimana dalam pelaksanaannya bisa lebih memberikan kebebasan berinteraksi, juga
agar penyusun bisa menemukan kontek permasalahan secara lebih terbuka, agar
tidak ditemukan data yang semu dan cenderung ditutup-tutupi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada, dokumen
dalam arti sempit foto, peta, dsb.[23] Metode ini merupakan
salah satu cara untuk melakukan pencatatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau manuskrip. Dalam kontek penelitian
yang penyusun lakukan, dokumentasi digunakan sebagai salah satu cara untuk
mendokumentasikan hal-hal yang berhubungan dengan dinamika, data dan proses baik tertulis ataupun yang terekam dari sumber-sumber yang ada, yang
bisa mendukung penelitian yang dilakukan. Pada dasarnya dokumentasi ini penulis
gunakan, tidak hanya sebagai data pendukung atas proses lain yang telah penulis
lakukan tetapi juga sumber tambahan yang bisa mendukung, guna menopang sumber
data lainnya.
d.
Triangulasi
Dalam
pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data
yang ada.[24]
Dalam kontek ini penelitian yang penyusun lakukan, maka triangulasi penyusunan
gunakan untuk melakukan kros cek dalam mencari kebenaran serta kevalidan atas
data yang ada, sehingga data yang di dapat dan di analisa bisa lebih maksimal
dan terjaga kevalidannya.
Triangulasi
yang penulis gunakan adalah :
1) Triangulasi Sumber, hal ini dilakukan
untuk menguji kridibilitas data dengan melakukan pengcekan data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber.
2) Triangulasi Teknik, hal ini dilakukan
untuk menguji kredibilitas yang dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber
yang sama dengan tehnik yang berbeda.
3) Triangulasi waktu, walau hal
ini tidak terlalu signifikan dalam penelitian yang penulis lakukan, namun acap
kali, waktu sering mempengaruhi kredibilitas data, sehingga waktu serta keadaan
yang berbeda bisa jadi menghasilkan validitas informasi yang berbeda pula.[25]
e.
Test
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok
anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak
tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh
anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan [26]
7.
Metode
Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu
metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian
ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data
yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai
siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan
atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap
putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada setiap akhir putaran.
Metode analisis data ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.
Untuk Penilaian Rata-rata
Peneliti melakukan penjumlahan nilai
yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata dapat dirumuskan:

Dengan :
=
Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa
n = Jumlah siswa
2. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Ada dua
kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Penerapan
pembelajaran melalui penerapan metode
jigsaw bisa dikatakan tuntas apabila siswa mampu
mendapatkan nilai minimal 80, nilai tersebut sudah masuk dalam
kategori baik.
Sebaliknya,
ketuntasan klasikal terpenuhi jika persentase ketuntasan belajar secara
klasikal mencapai 75% dalam ketuntasan belajar.
Artinya minimal semua siswa telah masuk dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:

8.
Indikator
Keberhasilan
Dalam
penelitian tindakan ini, penulis
menetapkan standar indikator
keberhasilan dilihat dari:
1. Keaktifan belajar meningkat menjadi
80%.
2. Hasil belajar siswa secara individual mencapai
nilai KKM 80.
3. Secara klasikal mencapai 75% siswa mendapat nilai
yang mencapai KKM.
J.
Sistematika
Penulisan Skripsi
Pada bagian ini, penulis akan membagi menjadi 3 bagian besar yaitu:
1. Bagian muka
Pada bagian ini meliputi :
halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbingan, abstrak, pernyataan, pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel.
2.
Bagian isi
Pada bagian ini meliputi :
Bab I : PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan memuat secara global gambaran
keseluruhan skripsi yang terdiri dari : Latar belakang masalah, alasan
pemilihan judul, telaah pustaka, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian,
hipotesis tindakan, metode penelitian
dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : LANDASAN TEORI TENTANG KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DAN
METODE JIGSAW
Bab ini membahas tentang dasar-dasar
teoritis yang terdiri dari :
Keaktifan belajar, hasil belajar, bidang Akidah Akhlak, dan metode jigsaw.
Bab III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
TENTANG KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DAN
METODE JIGSAW PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DI KELAS VII B MTs
TARBIYATUL BANIN BANAT ALASDOWO
Bab III ini berisi tentang Gambaran umum MTs Tarbiyatul Banin Banat, yang meliputi : Profil MTs
Tarbiyatul Banin Banat Desa Alasdowo Kec. Dukuhseti Kab. Pati Tahun Pelajaran
2013/2014, letak geografis,
struktur organisasi, daftar keadaan guru
dan karyawan, daftar keadaan siswa,
serta sarana dan prasarana pendidikan.
Data tentang Peningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Bidang
Studi Akidah Akhlak Siswa Kelas VIII B di MTs Tarbiyatul
Banin Banat Desa Alasdowo Kec. Dukuhseti Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berisi data kegiatan pra siklus, siklus I,
dan siklus II.
Bab IV : ANALISIS DATA TENTANG KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DAN METODE JIGSAW PADA BIDANG STUDI AKIDAH
AKHLAK DI KELAS VII B MTs TARBIYATUL BANIN BANAT ALASDOWO DUKUHSETI PATI TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
Analisis data berisi tentang
penggunaan metode Jigsaw dalam meningkatkan keaktifan belajar Akidah Akhlak di Kelas VII B MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo tahun
2014, yang memuat analisis kegiatan pra siklus, Siklus I, dan Siklus II.
Bab V : PENUTUP
Penutup, terdiri dari
kesimpulan, saran-saran dan penutup.
3.
Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini meliputi daftar pustaka,
lampian-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis.
[1] At Tin ayat 4. Yayasan Penyelenggara Penerjemah
Penafsir Al-Quran. Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama.1978, h. 1076.
[2] Amin Syakur. Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf. Pengantar Studi Islam.
Semarang : Lemkota, 2006, h.1.
[5] Muslam, Pengembangan
Kurikulum PAI : Teoritis dan Praktis (Semarang : PKPI2, 2008) h, 3.
[6] Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam (Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia),
(Jakarta : Prenada Media, 2004) 77.
[9] Yulia Nujumun Niswah, Studi Eksperimen Strategi Pembelajaran Active Learning yang Berbentuk Card Sort Dalam Meningkatkan
Keaktifan Belajar Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Siswa Di Sd 5 Gondangmanis Bae Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010 (Skripsi), Kudus: Fakultas Tarbiyah
STAIN Kudus, 2009, h. 81.
[10] Fachruddin, Penerapan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa
Pada Pokok Bahasan Nun Sukun atauTanwin Bertemu Huruf Hijaiyah Kelas IV SD, Semarang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2011, h. 52.
[11] Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3. Balai
Pustaka : 2007, h. 1250.
[12] Ibid,
h. 1198.
[14] Departemen Agama RI., Pedoman Khusus Akidah
Akhlak Madrasah Ibtidaiyah, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam,
Jakarta, 2004, h. 2
[15] Agus Suprijono, Cooperatif Learning Theory dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009, Cet. 1, h. 74.
[19] H. Ibnu Hajar, dkk. Modul Kelompok MI Pendidikan dan Latihan Profesi Guru PLPG,
Semarang: Panitian Sertifikasi Guru LPTK Rayon 6 IAIN
Walisongo, 2001, h. 121-122.
[21] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1987, h.
136.
[23] Winarno Surakhmad, Metode Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1999, h. 34.
[24] Sugiono,
Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006, h. 373-374.