Sunday, January 8, 2017

Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015

A.    Latar Belakang Masalah

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik.[1] Satu-satunya makhluk yang diciptakan dengan segala kelebihan dibanding dengan makhluk lain, secara fisik maupun spirit, jasmani maupun rohani. Dari segi lahiriyah, ia mempunyai postur tubuh yang tegak dan anggota badan yang berfungsi ganda. Dari segi rohani ia mempunyai akal untuk berfikir sekaligus nafsu untuk merasa. Akal mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sedangkan nafsu untuk merasakan keindahan, keenakan, serta merasakan yang lain.[2]
Sejak kecil manusia mempunyai akal kemampuan untuk berfikir dalam mengembangkan daya serap pemikirannya yang lebih tararah untuk menciptakan tujuan yang diinginkan, sehingga dengan pencapaian pikiran tersebut dapat dikembangkan untuk mampu berfikir sesuai dengan yang diharapkan agar segala keinginan yang disalurkan melalui inspirasi tersebut merupakan bahan keterampilan/keahlian seseorang yang punya kekuatan untuk mampu membina rongga otak dalam pemikiran yang telah ditentukan.
Manusia punya suatu bakat atau keahlian tersendiri dalam mengatasi kemampuan untuk berpfikir, untuk menciptakan ide-ide dan keahlian tertentu dalam berkarya dan lain-lain.
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam mempertahankan kehidupannya manusia harus mempunyai bekal yang diperoleh melalui berbagai proses belajar untuk menemukan jati diri, mengetahui, mempelajari dan belajar untuk hidup bermasyarakat.[3]
Dalam konteks diatas belajar merupakan peningkatan dan perubahan kemampuan kognitif, apektif, dan psikomotorik kearah yang lebih baik lagi. Keberhasilan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan dari sebuah pembelajaran yang tidak lepas dari peran aktif guru dan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran.[4]
Dengan belajar, siswa dapat berubah menjadi lebih baik. Perubahan-perubahan yang terjadi dari hasil belajar harus mengacu kepada kesadaran, niat, tujuan belajar, berlangsung secara terus menerus dan menimbulkan perubahan positif dalam moralitas, mental, pengetahuan, dan keterampilan siswa (Jauhari, 2000:78). Hal itu akan terwujud bila didukung oleh empat hal, yaitu :
a.       Memiliki kemauan dan kesiapan untuk belajar. Hal ini berkaitan dengan niat dan motivasi siswa.
b.      Adanya keinginan untuk berprstasi. Hal ini berkaitan dengan semangat dan etos belajar siswa.
c.       Memiliki kemampuan dan tradisi intelektual positif yang berkaitan dengan kecerdasan, sikap, dan perilaku dalam belajar.
d.      Berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang berhubungan dengan kondisi fisik dan psikis.
Dalam kaitannya dengan hal ini, guru dituntut untuk lebih giat dalam membimbing siswa agar bergairah dalam menerima pelajaran akidah akhlak. Guru sebagai orang yang memegang kendali atas aktivitas siswa baik di sekolah secara langsung maupun di luar sekolah secara tidak langsung, harus benar-benar mampu menjadi mediator dalam transfer ilmu pengetahuan.[5]
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang harus berperan serta aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Dalam kaitannya dengan profesionalisme guru, seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dalam bidang yang diajarkan  sehingga memungkinkan dia untuk mentransfer ilmu kepada peserta didiknya. Kemampuan teknis keguruan, dalam hal ini memiliki kemampuan teknis mengajar yang meliputi persiapan mengajar, proses pembelajaran, sampai kepada evaluasi.[6]
Peningkatan prestasi belajar dapat ditumbuhkan pada diri siswa. Pendidikan merupakan wahana yang efektif menanamkan nilai-nilai pada diri anak. Melalui pendidikan dapat dilakukan proses transfer of knowledge dan transfer of value.
Proses pendidikan yang ideal dan efektif ialah memposisikan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek pembelajaran yang mana peserta didik diberi kesempatan untuk mengekspresikan dan melibatkan diri secara langsung dalam proses belajar mengajar.[7]
Untuk pencapaian tujuan diatas, maka proses pendidikan yang berlangsung harus memperhatikan aspek metode pendidikan. Metode pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam  penanaman sikap kreatif pada diri anak. Di antara metode pendidikan yang dapat menumbuhkan kreatifitas siswa adalah metode jigsaw.
Metode jigsaw merupakan metode pembelajaran yang menerapkan sistem belajar kelompok dengan saling menukar delegasi antar kelompok.[8] Tujuan dari penerapan metode jigsaw ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggungjawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya. Dengan metode ini siswa akan terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu sehingga nalar kritisnya akan mudah terbentuk. Dengan nalar kritis tersebut siswa senantiasa berpikir untuk menemukan ide-ide baru.
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut penulis tertarik untuk mengkaji sebuah judul skripsi “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015
B.     Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa alasan yang menjadikan peneliti atau penulis memilih judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.” Alasan tersebut antara lain :
1.      Keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari peran serta guru dalam memilih strategi pembelajaran. Pemilihan strategi belajar mengajar harus tepat dan menarik perhatian bagi siswa. Oleh karena itu orang guru harus memperhatikan cara mengajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu dan karakteristik siswa.
2.      Agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien serta mampu mencapai tujuan kurikuler yang diharapkan oleh guru.
3.      Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan titik tolak keberhasilan guru dalam menyampaikan isi pelajaran atau disebut mengajar. Seberapa efektif pemilihan strategi belajar mengajar active learning yang berbentuk Jigsaw di MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati menjadi alasan peneliti untuk memperdalam penelitian tindakan kelas ini.

C.    Telaah Pustaka

Sejauh pengamatan penulis, ada beberapa karya yang bisa dijadikan sebagai referensi untuk kajian pustaka. Diantara karya-karya tersebut adalah :
Skripsi karya Yulia Nujumun Niswah (2010) yang berjudul Studi Eksperimen Strategi Pembelajaran Active Learning yang Berbentuk Card Sort Dalam Meningkatkan Keaktifan  Belajar Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Di Sd 5 Gondangmanis Bae Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010[9]. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: pertama, keaktifan belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum digunakan strategi pembelajaran active learning card sort di SD V Gondangmanis Kudus tergolong cukup (33,33 %), karena nilai mean atau rata-rata dari variabel tersebut adalah sebesar 40,8095 termasuk dalam interval 37 – 41. Kedua, keaktifan belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesudah digunakan strategi pembelajaran active learning card sort di SD V Gondangmanis Kudus tergolong baik (42,86 %), karena nilai mean atau rata-rata dari variabel tersebut adalah sebesar 47,4286 termasuk dalam interval 43 - 49.  Ketiga, Terdapat perbedaan yang signifikan antara keaktifan belajar siswa sebelum dan sesudah digunakan strategi pembelajaran active learning card sort pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV di SD V Gondangmanis Kudus tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung yang diperoleh dari hasil observasi yaitu sebesar -5,768 lebih besar dari nilai t-tabel ± 2,021 (-5,768 > ± 2,021).
Skripsi karya Fachruddin (2011) yang berjudul “Penerapan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Pokok Bahasan Nun Sukun atauTanwin Bertemu Huruf Hijaiyah Kelas IV SD”[10] hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah Hasil peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Kebonadem mata pada pelajaran PAI mengunakan metode card sort pada pokok bahsan nun sukun atau tanwin bertemu huruf hijaiyah, telah mencapai peningkatan pembelajaran melalui tahapan prasiklus, siklus I,dan siklus II, dengan perbandingan prosentase hasil peningkatan pembelajaran siswa dari tiap siklus sebagai berikut : tahapan prasiklus sebesar 19,50%, siklus I sebesar 66,66%, dan siklus II sebesar 100%. Dengan demikian penggunaan metode card sort dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari pra siklus ke siklus I sebesar 47,16% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 33,34%. Hal ini sesuai dengan perencanaan yang diahrapkan dalam rumusan masalah.
Kedua skripsi di atas penulis simpulkan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dapat meningkatkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi ajar. Kesamaan dari skripsi di atas adalah efektivitas penggunaan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa jenjang dasar. Sedangkan perbedaannya dengan skripsi ini adalah penerapan metode Jigsaw yang pada anak usia sekolah lanjutan pertama.

D.    Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah bagian pokok dalam suatu kegiatan penelitian. Dari Pemahaman Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana keaktifan dan hasil belajar siswa di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.      Bagaimana Penerapan Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?
3.      Adakah peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah menerapkan Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?
E.     Rencana Pemecahan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah peneliti uraikan di atas, terdapat  rencana pemecahan masalah sebagai berikut:
Mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu dengan cara memilih variasi metode pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw pada bidang studi Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015."

F.     Penegasan Istilah

1.                  Upaya                   
Usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya).[11]
2.                  Peningkatan         
Proses, cara, perbuatan  meningkatkan ( usaha, kegiatan,    kenaikan, menambah dan sebagainya).[12]
3.Prestasi Belajar
Prestasi belajar yaitu penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.[13] Prestasi belajar yang penulis maksud di sini adalah nilai hasil belajar bidang studi akidah akhlak.
4.      Akidah Akhlak          
Merupakan sub mata pelajaran PAI di Madrasah  yang secara integrative menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman, termasuk yang terkait dengan teknologi, seni, dan budaya.[14]
5.               Metode Jigsaw     
Metode jigsaw adalah metode pembelajaran yang menerapkan sistem belajar kelompok dengan saling menukar delegasi antar kelompok.[15]

G.    Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

a.       Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam skripsi yang penulis susun, diantaranya sebagai berikut :
1)      Untuk mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.
2)      Untuk mengetahui Penerapan Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.
3)      Untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah menerapkan Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?
b.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1)      Sebagai bahan pertimbangan bagi guru akidah akhlak dalam melakukan pendekatan dan penyampaian pengajaran serta peningkatan hubungan antar siswa, teman sejawat dan masyarakat.
2).    Sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan dasar pijakan dalam penelitian lebih lanjut serta sebagai pembanding dari penelitian yang sudah ada.
3).    Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan cara berpikir dan menambah pengetahuan.

H.    Hipotesis Tindakan

Suatu penelitian sudah barang tentu mempunyai masalah yang menarik yang diteliti, guna memberikan jawaban sementara adanya permasalahan tersebut diperlukan adanya hipotesa atau dugaan sementara, seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam bukunya, mengatakan bahwa hipotesa adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah.[16]
Melihat permasalahan yang timbul dan mengacu pada tema, maka penulis rumuskan hipotesa sebagai berikut “Ada Peningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui metode jigsaw pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.” Dengan pengertian apabila terjadi perubahan dalam pola kegiatan belajar mengajar dan hasil ketuntasan yang dicapai berarti ada perbedaan keaktifan siswa kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat sebelum dan sesudah dilaksanakan metode Jigsaw di MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Tahun Pelajaran 2014/2015.

I.       Metode Penelitian

Yang dimaksud metode adalah cara yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.[17] Sedangkan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.[18] Jadi metodoliogi penelitian adalah suatu cara yang ditempuh oleh peneliti untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Agar memperoleh hasil yang optimal dan memuaskan, maka peneliti mengambil langkah sebagai berikut :
1.      Jenis Pendekatan Penelitian
Di sisi lain, karena peneitian ini bersifat studi research atas dinamika pembelajaran untuk semua data yang diolah seluruhnya berdasarkan atas data yang diperoleh dari proses penelitian di tempat tersebut yang didasarkan atas teori yang ada.
Sebagai upaya untuk mempertegas tujuan penelitian maka perlu dijelaskan seperti apa jenis penelitian yang dipilih sehingga dapat digunakan metode-metode pendukung lainnya agar sesuai dengan konteks penelitian yang ingin dilakukan. Dalam penelitian skripsi ini jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan, tepatnya Classroom Action Research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas dan dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru serta memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.[19] Hal ini dilakukan karena konteks objek dan subjek dalam penelitian ini adaah sebuah komunitas dan atau kelompok masyarakat pada tempat dan situasi tertentu sehingga membutuhkan penelitian lapangan sebagai salah satu cara untuk pengumpulan data.
Pendekatan penelitiannya adalah diskriptif kualitatif yakni pendekatan dengan memberikan gambaran sementara berdasarkan data awal yang dimiliki untuk menentukan dan mengemvbangkan langkah-langkah analisa lanjutan.
2.      Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di kelas VIIB MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati.
3.      Langkah-langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yakni : Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting) dengan penetapan fokus penelitan diarahkan terhadap:
a.      Merasakan adanya masalah
b.     Analisis Masalah
c.      Perumusan Masalah
Kemudian dilanjutkan langkah-langkah sustainable dari empat tahap dimaksud yakni Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting) Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting), untuk lebih jelasnya berikut skema daur pelaksanaan PTK :
 Siklus I





Siklus II




Siklus III


Pelaksanaan PTK dimulai siklus pertama, apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, apabila PTKnya tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan untuk siklus kedua.[20]
4.      Faktor yang Diteliti
1.      Faktor Siswa
a.       Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa masih tergolong rendah. Dalam proses kegiatan belajar mengajar banyak yang tidak memperhatikan guru. Dengan kata lain belum ada perhatian yang berarti dalam mengikuti belajar mengajar. Belum berhasilnya ketuntasan pembelajaran Akidah Akhlak, karena selama pembelajaran berlangsung siswa sangat kurang berminat dan malas memperhatikan.
b.      Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa kelas VII B dalam mengikuti mata pelajaran Akidah Akhlak belum maksimal. Dari data yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil evaluasi pokok bahasan II ada 45% siswa yang belum tuntas. Selebihnya diadakan remidi/perbaikan dan pengayaan.
2.      Faktor Guru
a.       Aktivitas Guru
Aktivitas guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya mempersiapkan diri. Ini terbukti ada beberapa guru yang tidak membuat rencana pembelajaran secara tertulis.
b.      Metode yang digunakan oleh guru
Selama pembelajaran di kelas, guru hanya menggunakan metode yang membuat siswa menjadi pasif, seperti ceramah dan tekadang diskusi terpimpin.
5.      Rencana Tindakan
a)      Pra Siklus
Pra siklus adalah kegiatan awal sebelum pelaksanaan siklus I dimulai, dalam kegiatan ini peneliti melakukan observasi terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang ada di Kelas VII B MTs  Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati. Temuan dari pra siklus ini nantinya yang akan dijadikan acuan dalam perbaikan persiklus.
b)     Siklus I
Dari penemuan pra siklus maka peneliti kemudian menentukan langkah Penelitian Tindakan Kelas, melalui :
1)      Perencanaan
-          Meninjau kembali Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan sebelumnya.
-          Menyusun Rencana Pembelajaran ynag telah disesuaikan dengan hasil penemuan awal pra siklus, berupa pilihan  metode  Jigsaw.
2)      Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang dibuat dan metode yang telah ditentukan. Dengan langkah sebagai berikut:
-          Guru memberi gambaran variasi metodik mengenai pembelajaran
-          Guru menyampaikan tujuan pembelajaran lengkap dengan langkah-langkah evaluasinya
-          Guru memberikan materi serta contoh-contoh dan mengajak siswa melakukan umpan balik atas materi yang telah disampaikan.
-          Guru peneliti memberi kebebasan siswa untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan
-          Guru melakukan evaluasi
3)      Observasi
Dari proses pembelajaran guru kemudian melakukan pengamatan situasi kelas atas kemampuan siswa untuk mengukur kapasitas dan tingkat prosentasi kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode Jigsaw yang dilaksanakan oleh guru.
4)      Refleksi
Guru melakukan korelasi atas perkembangan pembelajaran antara pembelajaran yang dilaksanakan agar bisa dicari kelemahan dan kekurangannya sehingga mampu dirumuskan langkah strategis sebagai sebuah solusi atas proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Dalam refleksi ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a)        Memeriksa catatan observasi
b)        Merevisi tugas yang masih dianggap sulit oleh siswa
c)        Memberikan penugasan kepada siswa untuk siklus II.
c)     Siklus II
Pada siklus dua adalah merupakan tahapan kedua dalam siklus penelitian   tindakan kelas (PTK) adapun langkah-langkah tahapan pada siklus dua adalah sebagai berikut:
1.      Perencanaan
-          Mengidentifikasi masalah yang timbul pada siklus I
-          Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan skenario pembelajaran..
2.      Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang dibuat dan metode yang telah ditentukan. Dengan langkah sebagai berikut:
-          Guru peneliti bersama guru mitra melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dan pengembangan metode sebagaimana hasil evaluasi pada siklus satu.         
-          Guru peneliti menyampaikan gagasan metode dan membuka proses pembelajaran dengan materi untuk memancing kreatifitas siswa.
-          Guru peneliti mengarahkan siswa untuk lebih jauh mengekplorasi pembahasan.
-          Guru peneliti melakukan evaluasi
3.      Observasi
-          Berdasar atas hasil siklus I guru peneliti mengamati perkembagan dan sejauh mana implementasi metode yang diterapkan, sehingga diketahui perkembangan hasil pembelajaran.
-          Guru peneliti memberikan penilaian atas perkembangan siswa baik itu secara kelompok maupun individual ditinjau dari indikasi peran dan pola penyampaian ide kreatif mengenai materi yang diajarkan.
-          Guru mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran sekaligus mengidentifikasi persoalan-persoalan yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran.
4.      Refleksi
Guru melakukan korelasi atas perkembangan pembelajaran antara pembelajaran yang dilaksanakan agar bisa dicari kelemahan dan kekurangannya sehingga mampu dirumuskan langkah strategis sebagai sebuah solusi atas proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Dalam refleksi ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.       Memeriksa catatan observasi
b.      Merevisi tugas yang masih dianggap sulit oleh siswa
c.       Memberikan penugasan kepada siswa untuk siklus selanjutnya, apabila pada siklus II ini belum tercapai.
6.      Metode Pengumpulan Data
Mengingat penyusunan skripsi ini adalah jenis penelitian lapangan yaitu penelitian yang obyek penelitiannya didasarkan atas obyek tertentu, serta merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.       Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena – fenomena yang diselidiki.[21]
Karena penelitian yang penyusun lakukan termasuk penelitian kualitatif yang memiliki sifat realitas ganda, holistik, dinamis dengan hasil konstruksi dan pemahaman yang maksimal, maka observasi yang penyusun lakukan dalam penelitian ini adalah Observasi Partisipatif  di mana penyusun mencoba masuk di dalam dinamika objek dan subjek penelitian serta mengikuti pola kinerja keseharian objek kajian. Agar terjadi keseimbangan asumsi maka penyusun menggunakan observasi moderat dengan karakter observasi yang dilakukan diharapkan ditemukan data yang valid, kapabel, sesuai dengan fakta dan aktual, sehingga penyusun akan dengan mudah melakukan kajian awal dalam proses penelitian yang dilakukan. 23
Metode observasi digunakan untuk menggali data dan atau catatan lapangan serta review tentang metode Jigsaw di MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo Dukuhseti Pati yang dilakukan guru dalam kontek Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b.      Interview
Interview adalah pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.[22] Dalam Perjalanannya, penyusun menggunakan jenis Wawancara semi stuktur untuk proses ini, karena disamping jenis wawancara ini sudah tergolong dalam in-depth interview dimana dalam pelaksanaannya bisa lebih memberikan kebebasan berinteraksi, juga agar penyusun bisa menemukan kontek permasalahan secara lebih terbuka, agar tidak ditemukan data yang semu dan cenderung ditutup-tutupi.
c.    Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada, dokumen dalam arti sempit foto, peta, dsb.[23] Metode ini merupakan salah satu cara untuk melakukan pencatatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau manuskrip. Dalam kontek penelitian yang penyusun lakukan, dokumentasi digunakan sebagai salah satu cara untuk mendokumentasikan hal-hal yang berhubungan dengan dinamika, data dan proses baik tertulis ataupun yang terekam dari sumber-sumber yang ada, yang bisa mendukung penelitian yang dilakukan. Pada dasarnya dokumentasi ini penulis gunakan, tidak hanya sebagai data pendukung atas proses lain yang telah penulis lakukan tetapi juga sumber tambahan yang bisa mendukung, guna menopang sumber data lainnya.
d.         Triangulasi
Dalam pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang ada.[24] Dalam kontek ini penelitian yang penyusun lakukan, maka triangulasi penyusunan gunakan untuk melakukan kros cek dalam mencari kebenaran serta kevalidan atas data yang ada, sehingga data yang di dapat dan di analisa bisa lebih maksimal dan terjaga kevalidannya.                          
Triangulasi yang penulis gunakan adalah :
1)   Triangulasi Sumber, hal ini dilakukan untuk menguji kridibilitas data dengan melakukan pengcekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2)   Triangulasi Teknik, hal ini dilakukan untuk menguji kredibilitas yang dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan tehnik yang berbeda.
3)   Triangulasi waktu, walau hal ini tidak terlalu signifikan dalam penelitian yang penulis lakukan, namun acap kali, waktu sering mempengaruhi kredibilitas data, sehingga waktu serta keadaan yang berbeda bisa jadi menghasilkan validitas informasi yang berbeda pula.[25]
e.         Test
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan [26]
7.      Metode Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Metode analisis data ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.      Untuk Penilaian Rata-rata
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata dapat dirumuskan:
Dengan :           = Nilai rata-rata
                           Σ X   = Jumlah semua nilai siswa
                       n     = Jumlah siswa
2.   Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Penerapan pembelajaran melalui penerapan metode jigsaw bisa dikatakan tuntas apabila siswa mampu mendapatkan nilai minimal 80, nilai tersebut sudah masuk dalam kategori baik.
Sebaliknya, ketuntasan klasikal terpenuhi jika persentase ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 75% dalam ketuntasan belajar. Artinya minimal semua siswa telah masuk dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
           

8.      Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian tindakan ini, penulis menetapkan standar indikator keberhasilan dilihat dari:
1.    Keaktifan belajar meningkat menjadi 80%.
2.    Hasil belajar siswa secara individual mencapai nilai KKM 80.
3.    Secara klasikal mencapai 75% siswa mendapat nilai yang mencapai KKM.


J.      Sistematika Penulisan Skripsi

Pada bagian ini, penulis akan membagi menjadi 3 bagian besar yaitu:
1.      Bagian muka
Pada bagian ini meliputi : halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbingan, abstrak, pernyataan, pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel.
2.      Bagian isi
Pada bagian ini meliputi :

Bab I : PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan memuat secara global gambaran keseluruhan skripsi yang terdiri dari : Latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, telaah pustaka, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis tindakan, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : LANDASAN TEORI TENTANG KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK  DAN METODE JIGSAW

Bab ini membahas tentang dasar-dasar teoritis yang terdiri dari : Keaktifan belajar, hasil belajar, bidang Akidah Akhlak, dan metode jigsaw.

Bab III : LAPORAN HASIL PENELITIAN TENTANG KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DAN METODE JIGSAW PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DI KELAS VII B MTs TARBIYATUL BANIN BANAT ALASDOWO

Bab III ini berisi tentang Gambaran umum MTs Tarbiyatul Banin Banat, yang meliputi : Profil MTs Tarbiyatul Banin Banat Desa Alasdowo Kec. Dukuhseti Kab. Pati Tahun Pelajaran 2013/2014, letak geografis, struktur organisasi, daftar  keadaan guru dan karyawan, daftar keadaan  siswa, serta sarana dan prasarana pendidikan.
Data tentang Peningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Jigsaw Pada Bidang Studi Akidah Akhlak Siswa Kelas VIII B di MTs Tarbiyatul Banin Banat Desa Alasdowo Kec. Dukuhseti Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berisi data kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II.

Bab IV : ANALISIS DATA TENTANG KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DAN METODE JIGSAW PADA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DI KELAS VII B MTs TARBIYATUL BANIN BANAT ALASDOWO DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Analisis data berisi tentang penggunaan metode Jigsaw dalam meningkatkan keaktifan  belajar Akidah Akhlak di Kelas VII B MTs Tarbiyatul Banin Banat Alasdowo tahun 2014, yang memuat analisis kegiatan pra siklus, Siklus I, dan Siklus II.

Bab V : PENUTUP

Penutup, terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan penutup.
3.      Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini meliputi daftar pustaka, lampian-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis.








[1] At Tin ayat 4. Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-Quran. Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama.1978, h. 1076.
[2] Amin Syakur. Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf. Pengantar Studi Islam. Semarang : Lemkota, 2006, h.1.
[5] Muslam, Pengembangan Kurikulum PAI : Teoritis dan Praktis (Semarang : PKPI2, 2008) h, 3.
[6] Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam (Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia), (Jakarta : Prenada Media, 2004) 77.
[7] H.D Sudjana, Strategi Pembelajaran, PT Falah Production, Bandung, 2004, h. 162.
[8] Ibid, h. 82 – 83.
[9] Yulia Nujumun Niswah, Studi Eksperimen Strategi Pembelajaran Active Learning yang Berbentuk Card Sort Dalam Meningkatkan Keaktifan  Belajar Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Di Sd 5 Gondangmanis Bae Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010 (Skripsi), Kudus: Fakultas Tarbiyah STAIN Kudus, 2009, h. 81.
[10] Fachruddin, Penerapan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Pokok Bahasan Nun Sukun atauTanwin Bertemu Huruf Hijaiyah Kelas IV SD, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2011, h. 52.
[11] Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3. Balai Pustaka : 2007,  h. 1250.
[12] Ibid, h. 1198.
[13] Ibid, h. 700.
[14] Departemen Agama RI., Pedoman Khusus Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, h. 2
[15] Agus Suprijono, Cooperatif Learning Theory dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet. 1, h. 74.
[16] Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Surabaya: Bina Ilmu, 1975, h.47.
[17] Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian,  Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 1.
[18] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogjakarta, Fakultas Psikologi UGM,1982, h.92
[19] H. Ibnu Hajar, dkk. Modul Kelompok MI Pendidikan dan Latihan Profesi Guru PLPG, Semarang: Panitian Sertifikasi Guru LPTK Rayon 6 IAIN Walisongo, 2001, h. 121-122.
[20] Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Sinar Grafika, 2008,  h. 74.
[21] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1987, h. 136.
[22] Hadi, Ibid, h. 193.
[23] Winarno Surakhmad, Metode Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1999, h. 34.
[24] Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006, h. 373-374.
[25] Ibid..
[26] Wayan Nurkencana, Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1993,  h. 46.
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments