Tuesday, October 24, 2017

MENGGALI NILAI UNGGUL MADRASAH

Madrasah bukan lagi lembaga pendidikan alternatif. Madrasah juga bukan lagi lembaga pendidikan yang hanya bisa dipandang sebelah mata. Animo masyarakat yang lebih tertarik untuk menyekolahkan anaknya di madrasah menjadi bukti bahwa gaya pendidikan dan pembelajaran madrasah saat ini telah diterima dihati masyarakat.
Kementrian Agama RI menyebut ada tiga standar yang menunjukkan kemajuan madrasah dibandingkan sekolah umum yaitu kualitas lulusan, animo pendaftaran dan prestasi dalam berbagai kompetisi. Hal ini mebuktikan bahwa madrasah di Indonesia telah mengalami pergeseran budaya positif yang pada awalnya hanya sekolah klasik dengan dominasi muatan agama, saat ini menjadi lembaga pendidikan yang dapat berperan mendidik dalam ranah keilmuan umum dan agama. Bila kita mengingat kembali keberhasilan madrasah tahun 2013 dan 2014 di tingkat sekolah menengah dengan jumlah lulusan lebih baik dari pada SMP maka hal ini menjadi hal yang patut dibanggakan dan dipertahankan. 
Madrasah memiliki peran penting dalam pendidikan sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri khas Islam. Proses pembentukan kepribadian anak didik yang lebih religius menjadi salah satu keunggulan dibandingkan sekolah umum. Orang tua yang menyekolahkan anaknya di madrasah memiliki harapan agar anaknya dapat menguasai dua kemampuan sekaligus yaitu menguasai IPTEK dan juga IMTAQ. Bila mengacu hal ini maka madrasah adalah jawabanya. Namun demikian, walaupun melalui preoses yang dianggap sudah maksimal akan tetapi hasil out put madrasah tidak sepenuhnya baik, akan tetapi masih tetap banyak kekurangan karena proses pendidikan tidak bisa disamakan dengan proses produksi barang yang mana bila ada yang jelek dapat disortir untuk di buang dengan mudah.

Problematika yang terjadi di madrasah
Seiring dengan sejarah madrasah yang memiliki akar kuat dalam masyarakat, sebab itu madrasah telah menjadi milik masyarakat. Sementara itu, madrasah yang tersebar di Indonesia kebanyakan dikelola oleh masyarakat sehingga hal ini menjadi dilema tersendiri. Dilema ini diantaranya adalah madrasah terkadang ingin melangkah lebih maju dari budaya atau tradisi masyarakat setempat akan tetapi masyarakat cenderung menganggap itu hal yang tabu dan tidak patut dilakukan oleh madrasah, mereka masih cenderung memahami gaya madrasah itu masih harus klasik dan tidak boleh mengikuti tradisi kehidupan masyarakat yang bergeser lebih ke arah modern.
Madrasah juga masih sering terbelenggu oleh tradisi dan menejemen yang tidak adaptif dengan perkembangan zaman. Belenggu tersebut diantaranya madrasah masih dikelola oleh kelompok-kelompok tertentu yang terkadang jauh dari profesionalitas. Dari segi pendidik, madrasah lebih banyak dihuni oleh guru yang terkadang kurang inovatif. Ini tidak semata menjadi kesalahan sang pendidik, karena dari sisi kesejahteraan pendidik di madrasah juga lebih rendah dari pada di sekolah milik negara, sebab itu mereka cenderung ditutut untuk mencari tambahan income untuk kesejahteraan mereka.
Saat ini banyak guru yang telah mendapat kesejahteraan tambahan dari pemerintah, baik itu tunjangan profesi, atau lainya. Fakta menunjukkan bahwa untuk lembaga pendidikan swasta khussusnya madrasah hal itu tidak dapat dipastikan kapan mereka menerima tunjangan tersebut. Bahkan dana BOS dan BSM dari pemerintah pun masih sering tersendat di mana-mana. Problematika ini tidak terjadi di semua lembaga pendidikan madrasah, seperti yang kita ketahui madrasah pun banyak yang maju dan tidak bergantung kepada pemerintah dengan cara mereka mendirikan unit-unit usaha untuk menunjang kebutuhan madrasah.  

Siapa sejatinya yang mengadopsi gaya pendidikan dan pembelajaran madrasah
Pemerintah di negara Indonesia sudah mulai berfikir untuk menekankan pendidikan moral dari pada sekedar anak pintar. Hal ini terbukti dari struktur kurikulum yang mereka terapkan di lembaga pendidikan umum, yakni memasukkan kompetensi inti pada setiap mata pelajaran yang arahnya menuju kepada ranah agama yaitu taqwa kepada Tuhan YME. Fakta membuktikan bahwa hal tersebut sebenarnya sudah dilakukan di lembaga pendidikan madrasah yang sudah lama menciptakan biah lingkungan religius dan juga menerapkan dalam mendidik anak semenjak lembaga ini muncul di negara kita.
Akhir-akhir ini sering kita jumpai lembaga pendidikan berlomba-lomba untuk menyuguhkan gaya pendidikan yang religius dengan cara membiasakan peserta didiknya untuk mengamalkan nilai-nilai agama. Mulai dari cara berpakaian sebagai contoh, di sekolah umum seperti SD, SMP, SMA dan SMK sudah banyak mengikiti gaya madrasah dari cara mereka memakai celana panjang, rok bawah panjang untuk anak putri, bahkan banyak sekolah umum yang mewajibkan peserta didiknya untuk putri agar mengenakan jilbab. Diakui atau tidak mereka sebenarnya mengadopsi berpakaian ala madrasah yang sudah diterapkan sejak munculnya lembaga pendidikan berlabel madrasah. Gaya berbusana Islami telah menjadi kewajiban bagi anak yang bersekolah di madrasah selama mereka berada dimadrasah.
Selain itu di lembaga umum pun banyak yang memperhatikan nilai-nilai agama seperti mengaji, hafalan do’a sehari-hari, bahkan hafalan surat-surat pendek. Hal ini juga sudah ada dan dipelajari dalam lembaga pendidikan madrasah. Mereka tidak ingin tertinggal akan kesadaran masyarakat yang mulai sadar akan kebutuhan pendidikan anaknya. Masyarakat telah banyak yang berfikir bahwa apalah arti anak pintar tanpa dibekali dasar agama yang kuat.

Keuntungan menyekolahkan anak di madrasah.

Kita semua hampir tahu dan mengakui bahwa letak perbedaan sekolah umum dan madrasah adalah pada muatan materi pelajaran agama. Pada sekolah umum pelajaran agama lebih sedikit, akan tetapi di madrasah pelajaran agama lebih diperluas.
Sebagai orang tua seharusnya kita lebih cerdas dalam memilih sekolah untuk anak kita. Terlepas dari kelebihan dan kekuranganya madrasah lebih menekankan pendidikan moral berbasis agama. Kita pun juga harus mengakui tidak semua lulusan madrasah berakhlaq baik akan tetapi setidaknya alumni madrasah masih memiliki jiwa-jiwa agamis yang tertanam dibenak mereka.
Bila mengacu pada tujuan pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk manusia yang beriman kepada Allah SWT. Maka hanya sekolah yang berciri khas agama seperti madrasah yang dapat menyajikan dengan lengkap pengetahuan umum dan pengetahuan agama.
Madrasah juga lebih mengakomodir beragam karakter peserta didik. Hal ini mengandung arti bahwa madrasah tidak membeda-bedakan karakter anak baik itu baik atau buruk semua dapat mengenyam pendidikan di madrasah. Akan tetapi dalam proses perjalanan pendidikan nanti apa bila madrasah sudah merasa tidak mampu untuk mendidik peserta didik baru mengambil kebijakan. Kebijakan ini bukan beralasan benci terhadap anak didik, akan tetapi tetap berdasarkan apabila anak pindah dilingkungan yang baru maka anak akan lebih baik dan mau introspeksi diri.

Masuk sekolah umum favorit lebih membanggakan dari pada Madrasah, benarkah ?
Sering menjadi bahan candaan di masyarakat, masuk madrasah pengen jadi apa ? pengen jadi kyai atau modin. Bukan hal yang aneh sebenarnya hal ini masih terlontar dari mulut masyarakat awam mengingat masih ada beberapa anak yang dimasukkan madrasah adalah anak yang bermasalah dalam moralitasnya. Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa madrasah adalah tempat pelarian bagi anak-anak yang tidak diterima pada sekolah-sekolah favorit dan dengan terpaksa melanjutkan disitu.
Banyak anggapan bahwa anak yang disekolahkan dimadrasah masa depanya tidak secerah mereka yang disekolahkan disekolah umum khususnya yang favorit, dan mereka masih menggangap out put dari madrasah hanya akan bisa berkarir dalam bidang agama saja. Apabila orang tua menyadari bahwa madrasah sekarang bukan seperti madrasah jaman dulu mereka akan terbuka pemikiranya bahwa bekal agama yang kuat akan lebih penting bagi anaknya ketika mereka terjun dimasyarakat kelak dengan apa pun profesi yang akan mereka jalani.
Saat ini bukan hal yang aneh bahwa alumni madrasah banyak yang bisa bersekolah di sekolah umum akan tetapi alumni sekolah umum tidak banyak yang berani melanjutkan sekolah dimadrasah. Ini membuktikan bahwa madrasah lebih unggul bila dibandingkan sekolah umum biasa. Sebagai contoh, alumni SD sudah banyak yang melanjutkan ke MTs, dan Alumni MTs banyak yang bisa melanjutkan ke SMA atau SMK, ini menjadi jawaban atas pemikiran masyarakat yang masih belum terbuka.(dikutip dari redaksi Al-Maida; MTs. Manahijul Huda Ngagel)
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments